Ekonom: Hilirisasi Harus Sejalan dengan Kelestarian Alam, Ingatkan Kegagalan Industri Kayu Lapis

Tayang: Rabu, 4 September 2024 16:31 WIB

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz

Editor: Hendra Gunawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonom senior Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Dradjad Wibowo mengungkap bahwa kebijakan hilirisasi harus sejalan dengan upaya menjaga kelestarian.

Ia mengatakan, hilirisasi penting bila ingin pertumbuhan perekonomian Indonesia menjadi lebih baik.

Jika hilirisasi tidak dilakukan, kata dia, potensi kehilangan pendapat negara termasuk dari masyarakat akan sangat besar.

Dradjad pun menyinggung soal hilirisasi kayu lapis yang hasilnya sangat besar, tetapi akhirnya gagal karena tidak menjaga kelestarian.

"Saya sudah tunjukkan hilirisasi kayu lapis itu hasilnya sangat besar sekali, tetapi karena kita tidak menjaga kelestarian, akhirnya ambles industrinya," katanya saat kuliah umum di Fakultas Pertanian Universitas Udayana Bali, dikutip dari keterangan tertulis pada Rabu (4/9/2024).

Dradjad kemudian juga menyinggung soal Indonesia yang tidak melakukan hilirisasi migas, yang membuat RI kehilangan potensi ekonomi sangat besar.

"Bukan hanya dulu, tetapi sekarang. Efeknya kan industri tekstil kita ikut jadi korban karena kita tidak punya industri PET (Pertamina Energy Terminal)," ujarnya.

Indonesia, kata dia, jadinya harus mengimpor dari Singapura karena tidak ada pengilangan minyak yang bagus. Hal ini disebut menyebabkan kerugian negara yang cukup panjang.

Kembali ke soal industri kayu lapis, Dradjad mengatakan Indonesia harus belajar dari kesalahan itu.

Sebab, hilirisasi di sektor pertanian, di mana mengolah bahan baku mentah menjadi barang jadi, disebut memiliki nilai tambah tinggi.

"Pertanian itu berasal dari sumber daya yang terbarukan, kita tidak bisa mengulangi kesalahan yang terjadi pada industri kayu lapis," ucap Dradjad.

"Kita harus belajar dari industri bubur kertas, memenuhi syarat kelestarian, tetapi bukan syarat kelestarian Indonesia saja, termasuk syarat kelestarian yang ada di dunia," lanjutnya.

Dradjad menyebut hilirisasi pada sektor pertanian harus memenuhi tiga syarat kelestarian.

Yaitu lestari produksi, lestari sosial, dan lestari ekologi lingkungan.

Lestari produksi, kata Dradjad, dilihat dari sisi ekonominya, sedangkan lestari sosial harus melibatkan masyarakat adat dan tak ada diskriminasi gender.

“Kemudian lestari ekologi. Jangan sampai terjadi dampak kerusakan lingkungan, tidak merusak hutan, serta alam termasuk di Bali yang tidak harus bergantung pada turis saja," jelas Dradjad.

Pada Intinya, ia menilai kelestarian jangan dilihat sebagai biaya karena sudah terbukti kelestarian itu adalah sumber pertumbuhan.

Dradjad pun mencontohkan kelestarian yang harus dijaga adalah kelestarian air.

Dengan Bali yang bergantung pada turis, di mana mereka membutuhkan air, kelestarian air harus dijaga. Belum lagi air untuk memenuhi kebutuhan penduduk.

"Kelestarian air harus dijaga di Bali. Turis sebagian datang ke Bali karena alam. Mereka suka sawah yang cantik, lihat pantainya yang bagus, dan lain sebagainya," kata Dradjad.

"Kalau itu tidak dijaga, turis akan kabur. Kelestarian menjadi sumber bagi pertumbuhan,” pungkasnya.

Penulis: Endrapta Ibrahim Pramudhiaz

Editor: Hendra Gunawan

https://www.tribunnews.com/bisnis/2024/09/04/ekonom-hilirisasi-harus-sejalan-dengan-kelestarian-alam-ingatkan-kegagalan-industri-kayu-lapis

  • Hits: 71

About SDI


Sustainable development is defined as “development that meets the current need without reducing the capability of the next generation to meet their need (UNCED, 1992)

Partner

Contact Us

Komplek Kehutanan Rasamala
Jl.Rasamala No.68A
Ciomas,Bogor Jawa Barat 16610

Telp : 0251-7104521 
Fax  : 0251-8630478
Email: sdi@sdi.or.id