Presiden Ungkap Isi Pertemuan dengan Megawati, Bahas Koalisi hingga Capres

Presiden Jokowi mengungkapkan, persiapan pemilu dan penentuan capres diperbincangkan saat makan siang dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, akhir pekan lalu.

 

Oleh CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO, WILLY MEDI CHRISTIAN NABABAN

20 Maret 2023 17:07 WIB

 

JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo akhirnya angkat bicara terkait pertemuannya dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri pada akhir pekan kemarin. Sejumlah hal disebut dibahas dalam pertemuan itu, termasuk persiapan Pemilu 2024 dan juga calon presiden.

 

Seperti diketahui, Presiden Jokowi bertemu dengan Megawati Soekarnoputri di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (18/3/2023). Hadir pula pada kesempatan tersebut Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto.

 

Saat ditanya mengenai agenda pertemuannya dengan Megawati sesuai menghadiri penghargaan penanganan Covid-19 di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (20/3/2023), Presiden Jokowi menjawab, ”Makan siang”.

 

Ketika ditanya lebih lanjut mengenai apakah ada pembahasan soal pemilihan umum (pemilu), Presiden Jokowi memastikan ada pembicaraan soal itu. Adapun pertanyaan mengenai apakah juga ada pembicaraan terkait koalisi dan calon presiden (capres) dijawab oleh Presiden Jokowi dengan, ”Ya, itu kira-kiranya.”

 

Sehubungan pertanyaan mengenai apa saja pembicaraan tersebut, Presiden Jokowi sambil tersenyum menjawab mengenai kontestasi politik tahun 2024. ”Ya, mesti ada dong,” jawab singkat mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut ketika dikejar pertanyaan mengenai apakah ada hal yang dibahas khusus dalam pertemuan dengan Megawati.

 

Saat awak media bertanya mengenai calon presiden, Presiden Jokowi kembali menjawab singkat, ”Calonnya tanya Bu Mega.”

 

(Hal) yang jelas, saya memberikan pandangan-pandangan, dari angka-angka yang kita miliki, dan dari data yang kita miliki.

 

Jawaban itu memancing pertanyaan berikutnya, yakni apakah artinya calon presiden nantinya berasal dari PDI-P. Berkenaan dengan hal tersebut, Presiden Jokowi menuturkan, ”(Hal) yang jelas, saya memberikan pandangan-pandangan, dari angka-angka yang kami miliki, dan dari data yang kami miliki.”

 

Sebelumnya, melalui rilis media, Sabtu (18/3/2023), Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto menuturkan, antara lain, pertemuan Jokowi dan Megawati membahas berbagai persoalan bangsa. ”Termasuk membangun kesepahaman terhadap arah masa depan serta berbagai agenda strategis terkait kebijakan luar negeri menghadapi berbagai tantangan geopolitik,” katanya.

 

Selain itu juga upaya mendorong penguasaan ilmu pengetahuan, riset, dan inovasi, termasuk mewujudkan kedaulatan pangan sebagai jalan Indonesia berdikari atau berdiri di atas kaki sendiri. ”Dalam pertemuan tersebut tentu saja dibahas berbagai hal penting terkait dengan pelaksanaan Pemilu 2024,” kata Hasto.

 

Ganjar dan Puan

Hingga enam bulan jelang pembukaan pendaftaran capres-cawapres, PDI-P belum juga menetapkan kandidat yang akan diusung pada Pilpres 2024. Padahal, menurut Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin, capres dari PDI-P akan menentukan nasib koalisi lainnya.

 

Saat ini, menurut Ujang, tersisa dua calon yang kuat dari PDI-P, yakni Ketua DPR Puan Maharani dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Keduanya sama-sama kader internal PDI-P dan memiliki strategi pemenangan yang berbeda.

 

”Kedua nama itu yang kemungkinan akan dipilih Megawati. Namanya sudah ada, tinggal menunggu waktu yang tepat untuk diumumkan. Selain itu, dukungan Jokowi dalam penentuan bakal capres-cawapres juga berperan penting dalam penggabungan koalisi,” tuturnya.

 

Ujang memperkirakan, PDI-P akan mengumumkan nama bakal capres-cawapres pada 1 Juni 2023. Pasalnya, 1 Juni merupakan hari lahir Pancasila yang dekat dengan figur Proklamator RI Soekarno, ayah Megawati. Kemungkinan lain adalah, nama capres PDI-P diumumkan mendekati masa pendaftaran capres-cawapres yang akan dimulai pada September 2023.

 

Sementara itu, sampai saat ini, peta politik koalisi masih sangat cair. Ketua Dewan Pakar Partai Amanat Nasional (PAN) Dradjad Wibowo mengatakan, peluang partainya berkoalisi dengan PDI-P masih terbuka. Peluang itu, bahkan, juga masih terbuka bagi parpol anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) lainnya.

 

”Hal yang jelas, sikap akan ditentukan tergantung pada figur calon presiden-wakil presiden dari PDI-P,” ujar Dradjad saat dihubungi di Jakarta, Senin.

 

Dradjad juga menyinggung relasi partainya dengan Megawati dan Puan masih sangat baik. Karena itu, dialog antarpartai masih terbuka lebar dan sangat cair.

 

”PDI-P memang bisa mencalonkan pasangan capres-cawapres sendiri. Namun, untuk menang dalam pemilu tidak bisa hanya sendiri,” ujarnya.

 

Ujang mengingatkan, penggabungan koalisi dapat terwujud apabila capres dari PDI-P memiliki kepentingan yang sama dengan partai lain. Jika PDI-P mencalonkan Ganjar, misalnya, kemungkinan besar akan ada parpol lain yang akan merapat untuk berkoalisi. Ini karena nama Ganjar juga termasuk dalam daftar bakal capres dari partai lain.

 

Editor:

ANITA YOSSIHARA

https://www.kompas.id/baca/polhuk/2023/03/20/presiden-ungkap-isi-pertemuan-dengan-megawati-bahas-koalisi-hingga-capres

  • Hits: 356

About SDI


Sustainable development is defined as “development that meets the current need without reducing the capability of the next generation to meet their need (UNCED, 1992)

Partner

Contact Us

Komplek Kehutanan Rasamala
Jl.Rasamala No.68A
Ciomas,Bogor Jawa Barat 16610

Telp : 0251-7104521 
Fax  : 0251-8630478
Email: sdi@sdi.or.id