Ekspektasi Pasar Masih Negatif
*Dradjad Wibowo*
Anggota Wanhor PAN
Ekonom Senior Indef
Itu fluktuasi yg biasa ketika bank sentral intervensi dengan melepas devisa. Saya cek di monitor memang BI baru saja intervensi.
Jika pasar percaya bahwa pemerintah sanggup mengatasi masalah 3 defisit yg saya sebut kemarin, intervensi itu bisa membuat Rupiah stabil. Jika pasar tidak percaya, intervensi itu seperti menggarami laut.
Masalahnya, kurs forward masih bertahan di atas Rp 15000, bahkan di bank-bank domestik. Tanpa menyebut banknya, kurs forward 1 bulan di salah satu bank besar per detik jawaban saya ini saya tulis masih Rp 15020-14930 /USD (sell-buy). Untuk tenor 3 bulan Rp 15150-15050/USD, untuk 6 bulan Rp 15350-15210/USD. Di pasar luar negeri, kurs forward Rupiah malah lebih lemah dibanding di bank domestik.
Forward rates itu dikenal sebagai unbiased predictors of future spot rates. Memang pandangan ini masih terus menjadi debat dalam riset akademis, dengan menggunakan berbagai model. Ada yang hasilnya menunjukkan tingkat akurasi yang tinggi dari forward rates, ada yang lebih rendah.
Tapi pelaku pasar melihat forward rates sebagai cerminan dari ekspektasi. Jadi data di atas artinya, pelaku pasar masih berekpektasi Rupiah akan tetap melemah hingga 6 bulan ke depan. Bahkan, bank domestik pun berekspektasi sama.
Jadi, pemerintahan Presiden Jokowi memang harus melakukan langkah terobosan radikal. Pasar masih tidak percaya kepada tim ekonomi pak Jokowi. Ini bukan pernyataan politik. Ini realitas pasar per detik ini.
- Hits: 1924