Trump Tunda Tarif Impor, Ekonom: Tak Ada Seorang Pun yang Bisa Kalahkan Pasar Keuangan
Kompas.com - 10/04/2025, 12:42 WIB
Dian Erika Nugraheny, Erlangga Djumena
JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Drajad Wibowo mengatakan, keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menurunkan tarif impor untuk sebagian besar mitra dagang AS menjadi 10 persen selama 90 hari menunjukkan masih kuatnya pengaruh pasar keuangan terhadap kebijakan AS.
Selain itu, menurut dia, kebijakan terbaru ini juga menunjukkan bahwa Trump mempertimbangkan pasar keuangan.
"Jadi tidak ada satu orang pun yang bisa mengalahkan pasar keuangan. Tidak Presiden paling kuat di dunia, tidak juga orang paling kaya di dunia. Elon Musk juga kalah sama pasar," ujar Drajad saat dihubungi Kompas.com, Kamis (10/4/2025).
"Karena kalau pasar keuangan, kalau pasar obligasi dia (AS) ambruk, itu seluruh tatanan ekonomi Amerika ambruk. Karena ekonomi Amerika kan banyak ditopang obligasi, ditopang utang," jelasnya.
Drajad melanjutkan, dengan adanya waktu 90 hari, Pemerintah Indonesia bisa menyisir komoditas perdagangan satu demi satu yang nantinya akan dinegosiasikan dengan AS.
Selain itu, pemerintah bisa punya waktu lebih panjang untuk menghitung dampak poin-poin negosiasi.
"Apa-apa yang kita tawarkan itu harus kita jadikan kartu yang benar-benar efektif gitu. Jangan sampai kesannya kita ngasih begitu saja tanpa imbal balik," tegas Drajad.
"Contohnya minyak tadi. Minyak itu kan bagus. Kita kasih (kesempatan investasi), tapi Anda tolong bangun refinery di sini supaya terjamin itu supply minyak dari Amerika gitu," jelasnya.
Meski begitu, Drajad menyarankan agar negosiasi dilakukan dengan hati-hati. Jangan sampai produsen Indonesia menjadi korban dari tawaran negosiasi Indonesia ke AS.
Saat ditanya apakah Indonesia bisa mencapai target penurunan tarif secara signifikan setelah negosiasi dengan AS, Drajad menyebut bisa saja terjadi.
"Mungkin targetnya (bisa) 10 persen, itu karena kalau turun total itu hanya bisa kalau kita sudah ada perjanjian perdagangan bebas dengan dia. Kita ada (perjanjian) TIFA itu yang sedang kita bahas dengan Amerika," tambahnya.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif timbal balik untuk lebih dari 180 negara pada 2 April 2025.
Untuk Indonesia, Trump mengenakan tarif resiprokal sebesar 32 persen.
Dalam perkembangan terbaru, pada Rabu (9/4/2025) waktu setempat, Donald Trump menurunkan tarif impor dari sebagian besar mitra dagang AS menjadi 10 persen selama 90 hari.
Penurunan sementara ini untuk memberikan waktu bagi negosiasi perdagangan dengan negara-negara tersebut.
Trump mengumumkan jeda ini beberapa jam setelah barang dari hampir 90 negara dikenai tarif resiprokal oleh AS.
Di sisi lain, Trump menyatakan dalam sebuah unggahan di media sosial bahwa ia menaikkan tarif atas impor dari China menjadi 125 persen dan berlaku segera.
Sebelumnya, China, yang merupakan mitra dagang terbesar ketiga AS, menyatakan akan menaikkan tarif impor barang dari AS menjadi 84 persen, sebagai balasan pengenaan tarif Trump.
Trump mengatakan bahwa lebih dari 75 negara telah menghubungi pejabat AS untuk bernegosiasi setelah ia mengumumkan tarif barunya minggu lalu.
"Mereka mulai panik, kalian tahu, mereka mulai agak panik, sedikit takut,” kata Trump di Gedung Putih.
- Hits: 185