Ekonomi RI yang Melesat 7% Dinilai Semu dan Rapuh, Kok Bisa?

 

Jumat, 06 Agustus 2021 | 11:30 WIB

Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 sebesar 7,07%. Ekonomi Indonesia tumbuh cukup melesat dibanding kuartal I-2021 yang minus 0,74%. Angka tersebut cukup mengejutkan banyak pihak dan jauh dari perkiraan kebanyakan ekonom dan pelaku keuangan yang saat itu memprediksikan sekitar 5%.

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Dradjad Wibowo menilai ekonomi membaik namun sangat rapuh. Menurutnya, angka 7,07% diperoleh dari basis Produk Domestik Bruto (PDB) yang anjlok drastis pada tahun lalu.

"Kita tahu, ekonomi tumbuh minus 5,32% pada kuartal II/2020. Ini memberikan basis perhitungan PDB yang rendah," kata Dradjad saat dihubungi detikcom, Jumat (6/8/2021).

Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi memang baik namun yang perlu digaris bawahi adalah pelonggaran saat itu membuat kasus COVID-19 melonjak tajam. Dia pun melihat keganjalan dari tingkat konsumsi yang tumbuh lebih tinggi dari biasanya.

"Pertumbuhan 7,07% itu antara lain karena kita melonggarkan pergerakan orang pada kuartal II/2021. Efeknya, konsumsi tumbuh 5,93%, lebih tinggi dari 'biasanya'. Beberapa tahun terakhir, konsumsi 'biasanya' tumbuh sedikit di atas atau di bawah 5%," jelasnya.

Selain itu, dia juga mengatakan, selisih antara pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan konsumsi kali ini cukup besar. Kondisi tersebut dinilainya di luar kebiasaan.

"Saya masih harus melihat tren ke depan untuk mengetahui apakah hal ini hanya lonjakan sesaat atau awal perubahan yang lebih mendasar. Jika yang terjadi adalah lonjakan sesaat dari komponen pengeluaran yang lain, ini menandakan lebih tingginya tingkat kerapuhan dari pertumbuhan ekonomi. Karena, konsumsi sebagai soko gurunya cenderung menurun di kuartal III/2021," jelasnya.

Direktur Celios (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira mengatakan, pemulihan ekonomi tersebut hanya bersifat semu. Menurutnya, Indonesia berhasil keluar satu kuartal dari resesi namun proyeksi pertumbuhan kembali minus di kuartal III-2021 karena ada lonjakan COVID-19 dan PPKM Level 4.

"Jangan keburu senang dulu karena pemulihan semu satu kuartal. Konsumsi rumah tangga bisa melemah lagi, dan motor dari investasi juga terpengaruh dengan adanya PPKM," kata Bhima.

Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi di kuartal II wajar saja terjadi. Menurutnya, jangan terlalu berbangga diri dengan pertumbuhan ekonomi positif tersebut, mengingat masih ada ancaman minus di kuartal selanjutnya.

"Ya itu biasa saja. bahkan China setelah anjlok dalam -6,8% di Q1 2020 rebound nya sampai 18,3%. AS juga sama rebound nya 12,2%. Kalau Indonesia rebound dari low base hanya 7% kenapa bangga?," ujarnya.

Pertumbuhan kuartal II terjadi low base effect. Saat kuartal kedua, mobilitas masyarakat masih lebih baik daripada kuartal III ada PPKM Darurat. Indeks Keyakinan Konsumsi naik menjadi 107,4 menunjukkan masyarakat mulai optimis berbelanja.

"Waktu itu mobilitas sudah mulai tinggi, meski belum seperti pra pandemi. Seruan dilarang mudik, tapi tempat wisata dibuka juga membuat sektor transportasi, akomodasi naik," jelasnya.

Akan tetapi, kualitas pertumbuhan dinilainya sangat rendah. Yaitu hubungan antara pertumbuhan ekonomi dengan serapan tenaga kerja.

"Untuk kualitas pertumbuhan di kuartal ke II sebenarnya rendah meski pertumbuhan sampai 7%. Hal ini bisa dicek dari sektor-sektor yang tumbuh tinggi justru sektor non tradable (tidak menghasilkan barang) seperti jasa keuangan, transportasi, perhotelan dan perdagangan. Sementara sektor yang serapan tenaga kerjanya besar di tradable yakni sektor pertanian cuma tumbuh 0,38% yoy dan industri di naiknya 6,58%," ungkapnya.

Link Berita : https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5671935/ekonomi-ri-yang-melesat-7-dinilai-semu-dan-rapuh-kok-bisa

 

  • Hits: 651

About SDI


Sustainable development is defined as “development that meets the current need without reducing the capability of the next generation to meet their need (UNCED, 1992)

Partner

Contact Us

Komplek Kehutanan Rasamala
Jl.Rasamala No.68A
Ciomas,Bogor Jawa Barat 16610

Telp : 0251-7104521 
Fax  : 0251-8630478
Email: sdi@sdi.or.id