Mahfud Sindir Program Makan Siang Gratis, TKN: Prihatin karena Menko Polhukam Harusnya Paham
Kompas.com - 31/12/2023, 13:22 WIB
Adhyasta Dirgantara, Novianti Setuningsih
JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, Drajad Wibowo prihatin pada calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3 Mahfud MD karena menyindir program makan siang dan susu gratis yang dicanangkan Prabowo-Gibran.
Drajad mengatakan, Mahfud yang saat ini masih menjabat Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) justru dipertanyakan kepeduliannya terkait gizi anak Indonesia.
"Pernyataan Pak Mahfud itu membuat kita pantas meragukan kepedulian Prof Mahfud kepada kondisi gizi anak-anak Indonesia," ujar Drajad saat dimintai konfirmasi, Minggu (31/12/2023).
"Yang jelas hal itu menunjukkan ketidakpahaman Pak Mahfud tentang program yang sangat didorong oleh The World Food Program (WFP) dari PBB ini. Sangat memprihatinkan karena beliau masih Menko Polhukam yang seharusnya sangat memahami prioritas-prioritas PBB," katanya lagi.
Menurut Drajad, WFP memberi prioritas yang sangat tinggi terhadap program makan siang dan susu gratis.
Dia mengatakan, makan siang bagi anak sekolah adalah salah satu investasi terbaik pemerintah.
"Kita tahu belanja pemerintah itu ada komponen konsumsi dan komponen investasi. Para ekonom memberi preferensi kepada belanja investasi dibanding konsumsi pemerintah. Makan siang gratis ini termasuk dalam belanja investasi pemerintah," ujar Drajad.
"Lebih memprihatinkan lagi, Pak Mahfud meremehkan program yang menjadi salah satu upaya andalan untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan nomor 1, 2, 3, 4, 5, dan 8," katanya lagi.
Kemudian, Drajad menyinggung bahwa di dunia ini sudah ada 76 negara yang menjalankan program makan siang gratis.
Dia menyebut bahwa ada sekitar 418 juta anak di seluruh dunia yang menikmatinya.
Oleh karena itu, Drajad mengatakan, Prabowo-Gibran sebenarnya hendak menjalankan salah satu program yang tergolong sebagai praktik terbaik internasional.
"Program ini akan banyak dinikmati oleh pelaku usaha rakyat. Ketika kita bicara UMKM (usaha mikro kecil dan menengah), sering yang terpikirkan adalah kredit, pelatihan dan sebagainya. Jaminan pasar dan harga bagi UMKM sering terlupakan. Padahal jaminan pasar dan harga itu sangat krusial," kata Drajad.
Melalui program ini, menurutnya, negara menjadi pasar bagi UMKM dan menjamin harganya.
Drajad juga mengatakan, otomatis program itu menjadi insentif bagi pelaku UMKM seperti peternak ayam pedaging, ayam petelur, sapi perah, sapi pedaging, petani palawija, sayur dan buah, petani padi, jasa katering (yang kebanyakan ibu-ibu), jasa transportasi dan sebagainya.
"Karena pasar dan harga dijamin negara, tentu akan makin banyak orang yang mau ikut beternak dan sebagainya. Sehingga, produksi diharapkan akan meningkat. Jika tidak cukup, baru kita impor," ujarnya.
Sementara itu, bagi keluarga miskin dan mendekati miskin, berhubung mereka jadi tidak harus mengeluarkan biaya makan siang bagi anak-anaknya, otomatis mereka akan terangkat dari jebakan kemiskinan.
Drajad menganggap bahwa program makan siang dan susu gratis ini juga mengurangi kemiskinan, meski programnya terlihat sederhana.
Drajad lantas memastikan dampak dari program makan siang dan susu gratis bakal dahsyat, mulai dari pengurangan stunting, peningkatan kualitas SDM (sumber daya manusia) khususnya generasi penerus, pencapaian SDGs termasuk pengurangan kemiskinan, serta manfaat ekonominya bagi rakyat.
"Sudah beberapa kali Prof Mahfud offside. Sebelumnya soal food estate, sekarang soal makan siang. Saya berharap beliau masih bisa menjaga obyektifitas akademis meskipun elektabilitasnya masih rendah. Tirulah Pak Prabowo yang tidak segan-segan menyetujui bahkan memuji program pesaingnya ketika beliau melihat program tersebut memang bagus," katanya.
Sebelumnya, Mahfud MD menyentil program makan siang gratis dari pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Mahfud menilai bahwa program yang diperkirakan menelan biaya Rp 400 triliun tersebut tidak jelas prospek atau tujuannya.
"Begini, kalau makan siang gratis itu bagus lah, tetapi prospeknya apa?," kata Mahfud saat ditemui di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Sabtu (30/12/2023).
Mahfud mengatakan, dirinya bersama Ganjar Pranowo memiliki program gastronomi yang akan lebih memberdayakan masyarakat jika terpilih dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Ia mengeklaim bahwa program yang akan dilakukan bersama Ganjar bukan hanya sekadar menghadirkan makan siang gratis, tapi juga memastikan makanan yang diberikan kepada rakyat, sehat.
"Kita lebih dari itu, orang tidak hanya dikasih ikan, tapi diberi pancingnya, pancing ikan. Kalau soal makan, kita punya program namanya gastronomi, bukan hanya makan siang. Tetapi makanannya juga sehat," kata Mahfud.
"Makan siang gratis, susu dan sebagainya itu kan impor, kalau gastronomi dari bumi dan laut laut kita. Itu nanti, tapi tidak dalam sebuah program yang khusus dan seketika. Itu nanti akan menjadi bagian program yang jangka panjang," ujarnya lagi.
Mahfud berjanji, akan ada 21 program unggulan untuk kebutuhan rakyat yang direalisasikan jika dirinya bersama Ganjar Pranowo menang Pilpres 2024.
Puluhan program unggulan Ganjar-Mahfud yang memakan anggaran senilai Rp 2.500 triliun itu diklaim akan lebih tepat sasaran.
"Kami punya program-program unggulan khusus perbaikan untuk rakyat, ada 21 program tepat sasaran yang itu tidak mengada-ada dan Insya Allah bisa direalisasikan lebih dari sekadar makan siang,” kata Mahfud.
- Hits: 164